Jeruk baby sebenarnya adalah jeruk manis (orange, sweet orange). Disebut jeruk baby karena air perasan jeruk ini sehat untuk bayi. Maklum, air perasan jeruk baby relatif bersih dari serpihan serat buah. Beda dengan jeruk siam atau jeruk keprok. Selain itu, jeruk baby juga tidak terlalu masam hingga tidak mengganggu pencernaan bayi.
Namun, kalau ingin dikonsumsi secara langsung, juga bisa. Hanya, “Cara mengonsumsi buah jeruk baby ini juga beda,” kata Indra Fajar, pemilik dari CV Palma Agro Tani Subur asal Malang, Jawa Timur.
Menurut Indra, lantaran kulit dan daging buah menyatu susah untuk mengupas jeruk ini. Karena itu, untuk menikmatinya buah perlu dipotong-potong terlebih dahulu kemudian diperas airnya.
Yang jelas, jeruk baby sebenarnya tergolong tumbuhan produktif. Dalam jangka waktu 2–3 tahun saja sudah berbuah. Namun, untuk mendapatkan panen maksimal, setidaknya butuh waktu hingga 8 tahun. Jika jeruk ini dirawat dengan baik, satu pohon bisa menghasilkan sekitar satu kuintal buah.
Pohon jeruk baby idealnya tumbuh di kawasan berhawa sejuk dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan air laut (dpl) hingga 1.000 dpl. “Di luar itu hasilnya tidak optimal,” jelas Indra.
Jarak tanam antar pohon juga patut diperhatikan. Jika Indra menggunakan rumus 2 x 3 untuk penanaman pohonnya. Mudin Usman, pemilik Wijaya Tani di kawasan Depok, Jawa Barat, memberikan jarak tanam ideal 4 m x 4 m. Jarak tanam diatur agar cahaya cukup tersedia bagi tanaman dan tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan cahaya matahari dan unsur hara tanaman.
Selain itu, jangan lupa dengan pemupukan. Pohon ini butuh pupuk karena kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman terbatas.
Pupuk yang baik untuk jeruk ini adalah pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos. Dan untuk tambahan vitamin tak soal jika diberi pupuk urea, TSP, dan KCL.
Asal tahu saja, tanah butuh pupuk organik untuk meningkatkan humus sehingga tanah yang padat dapat diubah menjadi gembur. Sedangkan pupuk anorganik diperlukan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Selain itu, jeruk ini juga tak begitu doyan air. Karena itu, kelebihan air perlu di kebun perlu diatur dengan pembuangan air yang baik. Ciri tanaman ini bila kelebihan air di akarnya bakal tumbuh cendawan. Sebaliknya, “Kalau kemarau, kita harus rutin menyiraminya,” jelas Indra.
Menurut Indra, hama yang sering menyerang pohon jeruk baby adalah jamur
dan lalat buah. Jika pohon sudah terjangkit, buah akan cacat dengan noda cokelat dan benjol kulitnya.
Usman menambahkan, pekebun juga perlu memperhatikan serangan hama jamur serta ulat dan semut. Jamur dan ulat seringkali menyerang bagian daun serta batang. Untuk itulah penyemprotan pada kedua bagian tersebut diperlukan. Adapun semut menyerang akar pohon. Untuk menangkal semut, cara yang efektif adalah dengan menabur garam di sekeliling tanaman ini.
Jika anda berminat untuk membeli alat pemeras jeruk, silahkan lihat disini